Selasa, 15 Februari 2011

Memilih ranjang.....


Mana yang lebih baik, ranjang keras atau ranjang yang empuk?
Ranjang yang baik harus dapat menopang struktur tulang tubuh Anda dengan lurus selama tidur, baik dalam posisi terlentang, maupun menyamping. Selain itu, permukaannya harus cukup fleksibel untuk mengikuti bentuk lekuk tubuh Anda dan mampu menyebarkan berat tubuh secara merata agar Anda tidak merasa pegal atau kesemutan di suatu bagian tubuh tertentu.
Ranjang yang terlalu keras, bayangkan sebuah papan, tidak diragukan akan membuat tubuh Anda lurus selama Anda tidur terlentang. Tapi ketika Anda tidur menyamping, tubuh Anda akan melekuk di bagian tengah karena ukuran tulang pinggul dan bahu Anda lebih lebar daripada ukuran pinggang Anda. Akibatnya, Anda akan merasa pegal di bagian pinggang dan tulang belakang. Selain itu, bagian-bagian tubuh Anda yang lebih menonjol akan terpaksa menopang berat bagian tubuh lain yang kurang menonjol. Anda akan merasa pegal-pegal dan kesemutan sepanjang malam yang menyebabkan Anda secara tidak sadar, sering membolak-balikkan badan dalam tidur Anda. Ini menyebabkan Anda tidak tidur nyenyak dan tidak mengalami pembaharuan energi meskipun telah tidur cukup panjang.
Ranjang yang terlalu empuk juga kurang baik, bayangkan sebuah kasur besar berisi air, memang sangat nyaman karena dapat mendistribusikan berat tubuh Anda secara merata, tapi kurang mampu menopang struktur tubuh Anda secara lurus. Bagian terberat tubuh Anda, yaitu pinggul dan perut, akan ‘tenggelam’, baik ketika Anda tidur terlentang maupun menyamping.
Jadi mana yang baik? Hal-hal berikut ini mempengaruhi kecocokan Anda:
  • Ranjang yang Anda gunakan selama 5 tahun terakhir. Seseorang cenderung sudah terbiasa dengan kekerasan ranjangnya dan tidak akan berpindah terlalu jauh dari kekerasan/keempukan ranjang tersebut.
  • Gaya tidur. Orang yang suka tidur terlentang, biasanya lebih suka ranjang yang lebih keras. Orang yang suka tidur menyamping, biasanya menyukai ranjang yang lebih empuk sebab perbedaan ukuran pinggul-pinggang-bahu lebih besar sehingga dia membutuhkan ranjang yang dapat menerima tekanan pinggul dan bahunya lebih dalam untuk menciptakan posisi tidur yang lurus.
  • Umur. Tubuh orang di atas umur 50 tahun biasanya lebih sedikit memproduksi zat kapur untuk tulangnya sehingga biasanya tulangnya menjadi kurang fleksibel, termasuk untuk bergerak-gerak di atas ranjang. Umumnya lebih disarankan dan dan lebih menyukai ranjang yang lebih keras.
  • Berat badan. Orang yang tubuhnya lebih berat, membutuhkan ranjang yang cukup empuk agar berat tubuhnya dapat disebarkan secara merata. Tapi ranjangnya juga harus memiliki daya topang (support) yang baik agar bagian tengah tubuhnya tidak ‘tenggelam’. Cobalah ranjang yang akan Anda beli minimum selama 10 menit, baru akan terasa apakah ranjang itu terlalu empuk untuk Anda.

Pada akhirnya, empuk atau keras sangat relatif ukurannya bagi setiap orang. Suatu ranjang yang dikatakan keras, mungkin masih terlalu empuk bagi Anda. Demikian juga suatu ranjang yang dikatakan empuk, mungkin masih terlalu keras bagi Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar